26 Mar 2017

Ogoh-Ogoh: Parade Religius Dan Budaya Bali Yang Mempesona


Sebentar lagi kita akan mengalami saat paling mengesankan dan unik yang hanya bisa dirasakan di Bali: ritual penebusan dosa pada Hari Sunyi yang umumnya dikenal sebagai Hari Nyepi. Namun, satu hari sebelum Hari Nyepi, semua penduduk Bali akan turun ke jalan untuk merayakan Hari Pengrupukan. Pada hari tersebut, masyarakat Hindu memohon kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala untuk tidak mengganggu manusia.

Setelah ritual Mecaru, dilakukan juga ritual Pengrupukan. Dalam ritual Pengrupukan, masyarakat Bali akan melemparkan beras dan bubuk amunisi di halaman rumah, memanaskan seluruh sisi ruangan dan memukul semua benda untuk menghasilkan bunyi-bunyian. Semua hal tersebut dilakukan dengan tujuan mengusir Buta Kala (roh jahat) dari sekitar rumah mereka. Hanya di Bali, Pengrupukan dirayakan dengan parade Ogoh-Ogoh, yang menggambarkan jelmaan dari Buta Kala. Ogoh-Ogoh akan di paradekan di lingkungan sekitar untuk kemudian dibakar sebagai simbol dikalahkannya roh jahat.

Setiap Banjar (sebutan untuk Rukun Warga di Bali) membuat paling tidak satu Ogoh-Ogoh untuk hari Pengrupukan. Ogoh-Ogoh adalah patung yang terbuat dari resin atau gypsum yang dibentuk sedemikian rupa menjadi monster atau bentuk-bentuk lain dari setan. Ogoh-Ogoh biasanya dibuat setinggi 1-3 meter, didekorasikan dengan ornamen Bali dan berdiri di atas dasar bambu yang dapat diangkat oleh 20 orang. Kamu pasti akan terkesima melihat detail yang mereka buat pada monster-monster tersebut, namun seperti yang kita semua ketahui Bali memang terkenal dengan seni dan kerajinan tangannya.

Pada umumnya monster Ogoh-Ogoh berasal dari adegan pada cerita epik Bali, salah satu yang terkenal adalah Calonarang dari Kerajaan Medang. Karakter jahat favorit lainnya adalah Rahwana, Rangda, Buta Kala dan Goblin, sementara untuk karakter heroik terfavorit antara lain Pendekar Pandawa dan Hanoman sebagai protagonis. Adakalanya peserta membuat versi modern dari setiap karakter, namun kebanyakan masih memilih versi klasiknya.

Ini adalah kali ketiga saya menyaksikan parade Ogoh-Ogoh dan kali ini saya mulai dari Lapangan Puputan, Lapangan Monumen Bali dimana pada jaman dahulu, pasukan Belanda menginvasi Bali dan menyebabkan ratusan masyarakat Bali kehilangan nyawa untuk mempertahankan kerajaan mereka, termasuk raja dan seluruh keluarganya. Namun hari ini, lapangan hijau tersebut digunakan sebagai taman rekreasi, dimana banyak orang piknik bersama keluarga, berolahraga ataupun makan di pinggir jalan dari penjaja makanan yang ada.

Biasanya pada hari Pengrupukan, lapangan tersebut dipenuhi oleh ratusan orang, namun kali ini bukan untuk berperang. Pedagang makanan, mainan dan alat rumah tangga berjualan mulai dari sore hari di lapangan maupun di trotoar jalan Puputan. Banyak orang berdiri sepanjang jalan utama Udayana untuk menonton parade yang akan datang dari Jalan Gajah Mada menuju ke selatan.



Parade dimulai setelah matahari terbenam sehingga bisa diberikan efek dramatis pada patung Ogoh-Ogoh. Setiap Banjar mengupayakan yang terbaik dalam membuat Ogoh-Ogoh dan berparade dalam kelompok. Laki-laki dan wanita akan mengenakan T-shirt yang dikombinasikan dengan kain trandisional dan ikat kepala sehingga atmosfir yang tercipta adalah kasual dan tradisional. Bahkan anak kecil pun ikut berpartisipasi dalam parade dengan membawa patung Ogoh-Ogoh kecil.



Mereka akan berputar dalam lingkaran di sebuah persimpangan untuk memberikan pemandangan 360° kepada semua penonton. Sekitar 15-25 laki-laki menarik dan mengangkat Ogoh-Ogoh, sementara wanita berjalan duluan untuk membuka jalan. Kelompok musik berada di belakang monster, setiap Banjar akan menampilkan musik pengiringnya masing-masing. Beberapa kelompok menampilkan gamelan tradisional secara langsung sementara yang lain memainkan musik upbeat teranyar oleh seorang DJ.

Berbeda dengan di Lapangan Puputan, parade Ogoh-Ogoh di Kuta terlihat berbeda dengan daerah lain, karena mereka melakukan kontes Ogoh-Ogoh secara formal dengan juri penilai dan disiarkan secara langsung di Kuta TV. Kelompok paradenya sendiri tidak hanya terdiri dari patung monster dan kelompok musik, namun juga ada penari-penari yang akan menampilan tarian mereka. Baik di Kuta maupun di Nusa Dua, masyarakat menganggap bahwa kontes Ogoh-ogoh ini sebagai sesuatu yang sangat serius dan pertunjukkan berlangsung hingga tengah malam.



Setelah ini, pemenang akan diumumkan pada malam yang sama (tentunya hal ini membuat penonton akan tetap tinggal hingga kontes berakhir) kemudian seluruh Ogoh-Ogoh akan dibakar dan dilepaskan ke laut sebagai simbol melepaskan setan dari dalam diri manusia.

Di masa sekarang, apabila parade berakhir di malam hari, pembakaran biasanya akan berakhir saat Hari Ngembak Agni (atau yang dikenal dengan Ngembak Api atau Labuh Brata) yaitu setelah orang-orang mengucapkan selamat satu sama lain dan berbagi harapan di tahun yang baru dan meminta maaf untuk segala kesalahan di masa lalu.

Jika kamu berencana untuk liburan ke Bali di tahun yang akan datang, maka pastikan tanggal keberangkatannya berdekatan dengan Hari Raya Nyepi supaya kamu bisa melihat parade dan merasakan pengalaman sunyi senyap selama 24 jam penuh. Rangkaian keseluruhan liburan merupakan sebuah pengalaman unik; dan kamu juga pasti akan mengerti mengapa Perayaan Nyepi merupakan sebuah event yang paling ditunggu-tunggu di Bali.

Perayaan Nyepi mendatang akan dilaksanakan pada 28 Maret 2017 dan 17 Maret 2018. Jadi tandai pada kalender kamu dan segera pesan penerbangan ke Bali sekarang!


Catatan:
Walau setiap wilayah punya lokasi Parade Ogoh-Ogoh sendiri, tetapi berikut ini adalah lokasi dengan parade yang menurut kami terbaik dan patut kamu hadiri penuh dari petang sampai dini hari:
  1. Pertigaan Pasar Kuta, Kuta.
  2. Nusa Dua, Kuta Selatan.
  3. Lapangan Puputan, Denpasar.

Selamat menonton!

#JaenIdupDiBali

Ini bukan guide untuk wisatawan.
Ini guide bagi perantau, backpacker dan turis ber-budget yang tinggal di Bali.
Ini adalah wadah para pendatang bertukar info tentang Bali.

*) Jaen idup di Bali = Enak hidup di Bali!

Recent

Random