28 Mar 2018

22 Jul 2017

Kuliner Bali: Aneka Sambal Khas Bali

15:22


Bagi para pecinta sambal, kamu perlu tahu jenis sambal yang menjadi ciri khas Bali. Karena pastinya ga akan lengkap rasanya jika makan tanpa sambal. Hampir di setiap masakan Bali yang disajikan, sambal khas Bali akan selalu menjadi pendamping yang akan menambah nikmat rasa makanannya. Bahkan di beberapa makanan kekinian, sambal khas Bali ini digunakan juga sebagai kondimen untuk menambah cita rasa lho..

Berikut beberapa jenis sambal khas Bali yang menggugah selera :
1. Sambal Matah

Sambal ini merupakan sambal yang sangat populer di Bali. Sesuai dengan namanya, sambal ini menggunakan bahan mentah (tidak ada proses pemasakan terlebih dahulu). Bahan umum yang digunakan dalam sambal matah antara lain bawang merah, bawang putih, cabe rawit, daun jeruk, jeruk, trasi bakar, garam dan minyak kelapa. Semua bahan diiris halus kemudian disiram dengan minyak kelapa yang telah dipanaskan dan siap disajikan. Bahan dan cara pembuatannya simple banget, jadi kamu bisa bikin sendiri sesuai dengan tingkat kepedasan yang kamu inginkan. Ngebayanginnya aja udah ngiler apalagi pas udah jadinya ya.. bisa-bisa langsung disikat abis sambalnya.

Ada beberapa varian sambal matah yang dikenal oleh masyarakat Bali, antara lain sambal matah polos, sambal matah serai (sambal matah polos yang dicampur dengan irisan batang serai), sambal matah bongkot / batang kecombrang (sambal matah polos yang dicampur dengan irisan bongkot).

Sambal matah ga hanya cocok untuk disajikan dengan makanan tradisional Bali aja lho, kamu bisa menambahkan sambal matah di berbagai jenis makanan. Salah satu contohnya adalah Indomie Sambal Matah (salah satu makanan kekinian yang populer dari Warung UpNormal).. Yummy!!


2. Sambal Mbe

Walaupun ga sepopuler sambal matah, namun sambal mbe juga wajib kamu coba. Bahan utama dari sambal mbe ini pada dasarnya sama dengan sambal matah yaitu bawang merah, bawang putih dan cabe rawit yang sudah diiris-iris. Semua bahannya akan digoreng terlebih dahulu untuk kemudian dicampur jadi satu dan diberi terasi bakar serta perasan jeruk nipis. Hmmm..ngebayanginnya aja udah enaknya ya..


3. Sambal Tingkih/Kemiri
 
Kemiri atau Tingkih dalam bahasa Bali merupakan bahan utama yang digunakan selain bahan lainnya seperti bawang merah, bawang putih dan cabe. Khusus untuk kemirinya akan dihaluskan terlebih dahulu sebelum ditumis dan kemudian dicampur jadi satu dengan bahan lainnya. Penambahan kemiri ini pastinya akan membuat sambal tingkih ini memiliki rasa pedas gurih.
Sambal ini berbahan dasar kelapa tua bakar yang diparut atau yang disebut Nyuh dalam bahasa Bali. Kelapa tua akan dibakar diatas api kecil baru kemudian di parut dan dicampurkan dengan bumbu lain yang telah dihaluskan seperti bawang putih, cabe, garam, terasi serta gula Bali.



4. Sambal Nyuh/Kelapa Parut

Sambal Nyuh ini biasanya menjadi campuran dalam serombotan yaitu salah satu kuliner khas Bali yang mirip dengan pecel di Jawa. Serombotan terdiri dari sayuran rebus dan diberi sambal nyuh, taburan kacang. Serombotan sendiri adalah salah satu kuliner khas Klungkung Bali.

Jadi, yang mana pilihan kamu? yang pasti semuanya mantap pedasnya!!

20 Jul 2017

Belanja Perlengkapan Dapur

20:02


Kamu baru pindah kost atau rumah kontrakan dan bingung nyari perlengkapan rumah tangga yang murah-meriah? Sebenarnya ada banyak toko kelontong bertebaran di seantero Bali. Tapi kadang lebih sulit untuk menemukan ketika kita mencari, walau toko-toko ini sering kita lewati. Stay tuned di sini dan coba cek toko-toko di list kami di bawah ini:


1. Peralatan Dapur

Kompor, wajan, panci, piring sampai sodet dan lap rumah tangga murmer dijual lengkap di toko-toko ini:


2. Dapur Profesional

Kalau kamu mencari peralatan dapur yang lebih profesional atau kebutuhan komersil, cari di sini:

3. Pasar Tradisional

Kebutuhan bahan makanan sehari-hari yang segar bisa kamu dapatkan di sini:

4. Pasar Swalayan

Kalau malas panas-panasan dan rela membayar lebih untuk belanja bahan makanan, mungkin kamu perlu sambangi pasar swalayan di bawah ini:


Selamat memasak!

*) gambar diambil dari bisnisukm

Keliling Indonesia Hanya Dalam Sehari di Taman Nusa Gianyar Bali

15:42

Kalau kamu berada di Bali dan kamu penasaran dengan bagian Indonesia lainnya namun kamu tidak punya cukup waktu untuk mengunjungi 34 Provinsi tersebut dalam liburan kamu, maka kamu bisa langsung menuju Gianyar dan meluangkan waktu sehari untuk mengeksplorasi Taman Nusa.

Berlokasi hanya 45 menit dari Denpasar, tepatnya di Jalan Taman Bali, Desa Sidan Kabupaten Gianyar, Taman Budaya ini dibangun diatas lahan seluas 15 Hektar dengan permukaan tanah yang berkontur. Pengunjung dapat menikmati tradisi budaya, seni dan kerajinan tangan, musik serta arsiktektur dari 34 provinsi yang ada di Indonesia serta menikmati hutan hujan rimbun dan indah yang mengelilingi taman budaya ini.
 
 Museum dan Pintu Masuk Museum

Taman budaya ini menawarkan sentuhan Indonesia dari jaman ke jaman, mulai dari jaman prasejarah, jaman perunggu, jaman kerajaan, desa adat, Indonesia pada awalnya, kemerdekaan Indonesia, Indonesia hari ini sampai Indonesia di masa mendatang. Tur akan dimulai saat kamu memasuki museum dan perpustakaan, dimana diletakkannya beberapa seni dan kerajinan tangan Indonesia beserta video perkenalan yang akan menunjukkan kehidupan nyata dari suku-suku di Indonesia.

 Kamu dapat mencoba untuk memegang patung yang berada di dalam stupa pada replika Candi Borobudur.

Kamu diwajibkan untuk mengikuti jalur-jalur yang telah dirancangkan, mulai dari memasuki Gua jaman prasejarah sampai ke jaman perunggu serta mendengarkan rekaman penjelasan sejarahnya. Taman budaya ini juga memiliki replika dari Candi Borobudur, Candi Budha Mahayana dari abad ke-9 dengan batu-batu yang dikumpulkan dari Gunung Merapi dan dipahat sesuai dengan relief aslinya. Selain memiliki desa adat, taman Budaya ini bahkan juga memiliki Pecinan, Candi Trowulan, Gerbang Sumpah Pemuda dan patung proklamator Indonesia.

 Jalan menuju desa adat

Desa adat sendiri adalah kompleks yang cukup besar dengan 60 rumah tradisional dari seluruh Indonesia yang diposisikan sedemikian rupa sehingga membuat pengunjung merasakan seperti mengunjungi rumah adat dan bertemu dengan orang dari suku aslinya. Walaupun tidak semua rumah ada pemandunya, namun setidaknya kamu dapat melihat penjelasan dan gambar yang tergantung pada dinding eksterior rumah ataupun mendengar rekaman penjelasannya.

Setiap rumah diciptakan kembali sesuai asalnya dan dibangun di atas taman budaya ini, lengkap dengan dekorasi ataupun kerajinan tangannya. Kamu dapat melihat persamaan dan perbedaan dari setiap etnis dan merasakan sentuhan budayanya. Taman budaya ini juga menampilkan monumen terkenal dari beberapa suku yang ada di Indonesia antara lain Kuburan Dinding Gua Londa dari Toraja, Sarkofagus dari Minahasa dan Batak Toba serta tumpukan batu dari tradisi Hombo Batu (lompat batu) Nias.

 Ukiran ornamen kayu dari Kalimantan Barat dalam pembuatan sebuah drum

Di beberapa titik, terdapat pertunjukkan seni yang dapat kamu saksikan, antara lain musik Kolintang dari Toraja, Sulawesi Utara; tari piring dari Mandailing, Sumatra; musik dari Batak Toba, Sumatra; and musik angklung dari Jawa Barat. Terdapat juga demo kerajinan tangan di setiap rumah apabila terdapat pemandu yang berjaga, seperti menenun selendang di Nusa Tenggara; melukis telur di Bali; menjalin keset kaki dan membuat kapal di Sulawesi; bermain engrang dan menenun di Kalimantan Selatan; menenun dan melukis batik di Jawa; dan masih banyak aktivitas budaya lainnya.

Pada setiap pertunjukkan dan demo, kamu juga dapat berpartisipasi ataupun mencoba melakukannya sendiri sehingga kamu dapat ikut merasakan bagaimana suku asli melakukan tradisi mereka.
Kuburan dinding Gua Loda dari Toraja, Sulawesi 

Mengakhiri tur sehari, kamu dapat mengunjungi miniatur diorama kereta api dengan 50 unit lokomotif dan 300 gerbong pada sebuah bangunan modern seluas 200 m2 yang menampilkan sisi Indonesia hari ini. Kamu juga dapat melakukan tur lainnya di dalam perpustakaan dan museum, terdapat beragam tekstil Indonesia yang cantik, baik itu berupa rajutan, tenunan ataupun lukis, batik dan berbagai jenis wayang. Di taman budaya ini juga dijual suvenir yang dapat kamu bawa pulang sebagai kenang-kenangan.

Salah satu objek budaya yang ditampillkan di museum 

Apabila kamu tertarik untuk melakukan tur ini, pastikan kamu membawa uang yang cukup karena kamu tidak diperbolehkan membawa makanan ataupun minuman dari luar. Tersedia restoran dan kios camilan di dalam kompleks dengan harga yang terjangkau, sehingga kamu tidak perlu kuatir mengenai harga maupun makanan atau minuman.

Karcis masuk taman budaya ini untuk anak-anak mulai dari Rp. 230.000 dan untuk dewasa mulai dari Rp. 350.000. Ada biaya tambahan untuk foto kostum tradisional Jawa, makan siang, dan pemandu tur. Harga-harga tersebut berlaku sampai Maret 2017 dan akan ada kenaikan harga sesudah Maret 2017. Taman budaya ini dibuka setiap hari dari jam 9 pagi sampai 5 sore atau kamu juga bisa cek website mereka untuk keterangan lebih lengkap.

11 Apr 2017

Kuliner Bali: Serombotan - Pecel ala Bali

21:21


Kamu suka banget sama pecel? Sepertinya kamu perlu coba deh kuliner khas Bali yang satu ini. Walau bumbu pecel yang digunakan tidak sama persis dengan pecel sayur ala jawa, namun kombinasi sayuran yang digunakan kurang lebih sama dan bahkan sedikit lebih bervariasi dari pada pecel.

Walaupun sudah setahunan saya tinggal di Bali, namun saya belum pernah mencicipi kuliner Bali ini bahkan saya tidak tahu ada kuliner ini di Bali. Saya menemukan kuliner ini saat saya sedang mencari pecel di daerah Jl. Mataram Kuta. Saat saya susuri jalan itu, saya melihat di sebuah warung ada banyak sayuran rebus yang ditampilkan di display sebuah warung. Awalnya saya mengira warung tersebut menjual pecel, namun ternyata mereka menjual Serombotan, yang akhirnya saya juluki pecel ala Bali.

Bukan tanpa alasan saya menjuluki Serombotan sebagai pecel ala Bali, karena komposisinya kurang lebih mirip dengan pecel, namun serombotan lebih bervariasi dari segi varian sayur serta topping. Hal-hal tersebutlah yang membuat saya tertarik dengan Serombotan.

Mirip seperti pecel, serombotan terdiri dari sayuran yang direbus atau dikukus kemudian diberi kuah pecel kemudian ditaburi parutan kelapa berbumbu serta kacang kedelai goreng yang renyah..Yummy pasti ya.. Serombotan menggunakan beberapa sayuran yang umum digunakan seperti kangkung, bayam, kacang panjang dan juga tauge, namun ada jenis sayuran lain yang mungkin tidak pernah digunakan dalam pecel yaitu pare dan terong bulat yang dibelah menjadi pipih.

Penggunaan pare dan terong bulat dalam serombotan menurut saya cukup menarik, karena kedua sayuran tersebut hampir tidak pernah digunakan dalam pecel. Dan yang lebih menariknya lagi, pare yang digunakan dalam serombotan tidaklah pahit seperti yang saya bayangkan. Menurut penjual serombotan, pare diolah sedemikian rupa sehingga tidak menjadi pahit.

Parutan kelapa yang ditaburkan di atas sayuran seakan mengingatkan kita akan kuliner khas Jawa yaitu urap, namun rasanya memang berbeda. Parutan kelapa dalam serombotan dibumbui dengan trasi dan bumbu lainnya sehingga terasa sedikit asin dan gurih. Jika kuah pecel biasanya kental, maka kuah serombotan cenderung encer walaupun memiliki komposisi bumbu yang serupa dan rasanya juga tidak semanis bumbu pecel.

Hal lain yang tidak ditemukan dalam pecel adalah taburan kacang kedelainya yang digoreng kering sehingga terasa kriuk di mulut. Kombinasi dari sayuran, bumbu pecel serombotan, parutan kelapa serta kacang kedelainya cukup unik dan cukup berbeda dari rasa pecel ala Jawa yang cenderung ada manis-manisnya.

Serombotan merupakan hidangan khas Klungkung Bali, namun sudah dikenal luas di seluruh Bali. Walaupun pamornya tidak seperti Babi Guling ataupun nasi campur Bali, namun tetap serombotan memiliki tempat sendiri di pasaran Bali dan mewakili keragaman kuliner Bali.

Serombotan biasanya dijual di tempat makan yang juga menjual tipat cantok, es cincau serta daluman. Biasanya makanan ini cocok untuk dijadikan sarapan atau sekedar camilan di sore hari. Untuk kamu vegetarian atau kamu yang ingin memperbanyak makan sayur-sayuran, sepertinya makanan ini cukup bisa memuaskan dahaga kamu akan sayur-sayuran.

Kamu bisa menemukan serombotan di lokasi-lokasi berikut ini :
  • Gula Bali The Joglo, Jl. Merdeka II No.16, Renon, Denpasar. Open 10.00-18.00
  • Warung Serombotan,  Jl. Mataram, Kuta 
  • Pasar - Pasar tradisional di Bali

3 Apr 2017

Kuliner Bali: Rujak Kuah Pindang - Pecinta rujak wajib coba !!

15:07

Buat kamu pecinta rujak, jangan khawatir karena Pulau Dewata juga punya rujak. Namun lain daerah pasti lain juga jenis rujaknya. Kalau di Jawa kita sering mendengar varian Rujak Cingur, Rujak Bebeg sampai Rujak Juhi, nah kalau di Bali namanya Rujak Kuah Pindang. Pada umumnya rujak memang menggunakan olahan bumbu dan kacang serta kecap. Yang beda dengan rujak khas Bali adalah kuah pindang sebagai bahan utamanya.

Pertama kali saya mendengar Rujak Kuah Pindang, yang pertama terpikirkan oleh saya: pasti amiss banget!!  Walaupun saya pecinta pindang (pindang goreng, tumis, balado ,dll) namun kalau air rebusan pindang dijadikan bumbu rujak, rasanya pasti akan ada amis-amisnya. Well, karena penasaran dan karena banyak yang juga mengatakan kalau rujak ini enak, maka saya memutuskan untuk mencoba kuliner khas Bali ini.

Saya mampir di sebuah warung yang menjual berbagai jenis rujak di daerah Tabanan. Tempatnya sederhana, namun variasi makanan yangditawarkan cukup beragam. Mulai dari Rujak Kuah Pindang, Rujak Bulungan (salah satu rujak khas Bali), es daluman (dikenal dengan es Cincau), bahkan Baso Babi pun ada. Harga makanan yang ditawarkan juga sangat terjangkau.

Saya memesan Rujak Kuah Pindang dan setelah menunggu beberapa saat, datanglah pesanan saya. Dari penampilannya mirip dengan rujak buah pada umumnya namun yang membedakan adalah kuahnya dan itulah hal pertama yang saya rasakan. Ternyata kuahnya ga amis sama sekali walaupun rasa ikannya terasa sekali.

Rujak Kuah Pindang menggunakan air rebusan dari ikan pindang yang dicampur dengan gula merah serta terasi. Ikan yang biasa digunakan yaitu tuna atau lemuru/sarden. Penggunaan daun salam dan serai dalam perebusan kuah pindang, membuat kuahnya terasa semakin segar dan tidak amis. Sedangkan untuk campuran buahnya cukup bervariasi antara lain timun, nanas, pepaya muda, kedondong, mangga muda, bengkoang yang dipotong.

Perpaduan semua bahan menciptakan rasa gurih, segar, pedas, asam di saat yang bersamaan dan terasa luar biasa di mulut, membuat saya sangat menikmati setiap suap rujak ini. Sangat unik dan menarik untuk dicoba. Jangan-jangan bisa bikin kamu ketagihan juga. Makanan ini cocok banget dinikmati pada saat siang hari yang cukup terik di Bali.

Untuk kamu yang masih bingung cari rujak jenis ini, kamu bisa kunjungi lokasi-lokasi di bawah ini :
  • Warung Bu Putu, Jl. Blambangan 4x, Kuta. Open 10.00 – 19.30
  • Gula Bali The Joglo, Jl. Merdeka II No.16, Renon, Denpasar. Open 10.00 – 18.00 
  • Warung Satria 
    • Jl. Kedondong 11A, Denpasar. Open 11.00 – 17.00
    • Jl. Kendedes 5, Kuta Bali. Open 09.00 – 17.00
  • Warung Rujak Gelogor, Jl. Bukit Tunggal No. 27, Pamecutan, Denpasar. Open 10.00 – 19.00

27 Mar 2017

26 Mar 2017

Yuukk Nyepi di Bali!

14:30


Apabila kamu merencanakan liburan di Bali sekitar bulan Maret, kamu akan mengalami suatu pengalaman unik Hari Raya Nyepi. Hari Sunyi ini adalah hari libur total bagi Umat Hindu yang menandai pergantian tahun Çaka (baca: Saka). Tahun Saka terdiri dari 12 Bulan, dimana setiap bulannya terdiri dari 30 hari. Dan di tahun 2017, permulaan Tahun Çaka akan jatuh pada tanggal 28 Maret 2017.



Perayaan Nyepi dimulai sejak satu hari sebelumnya, atau yang dikenal dengan Hari Pengerupukan. Pada hari tersebut semua masyarakat di Bali akan turun ke jalan untuk melihat parade Ogoh-Ogoh yang merupakan simbol iblis dalam diri manusia. Parade Ogoh-Ogoh akan menampilkan patung Ogoh-Ogoh yang terbuat dari resin atau bahan lainnya dan juga akan diceritakan beberapa kisah yang melatarbelakangi patung Ogoh-Ogoh tersebut (baca artikel sebelumnya.)

Setiap Banjar (sebutan untuk rukun warga di Bali) akan membuat patung Ogoh-Ogoh untuk diikutsertakan dalam kompetisi Ogoh-Ogoh yang akan diikuti oleh semua Banjar pada sebuah daerah, oleh sebab itu semua Banjar akan berusaha secara maksimal untuk membuat patung Ogoh-Ogoh yang paling rumit dan menarik. Dan setelah memenangkan parade, Patung Ogoh-Ogoh akan dibakar sebagai simbol bahwa iblis telah dibakar sehingga semua orang disucikan dan mendapatkan kedamaian pada hari Nyepi.

Parade Ogoh-Ogoh biasanya dilakukan pada pukul 6 - 7 malam di area atau pemukiman sekitar. Terdapat beberapa area favorit untuk menonton parade ini di Kabupaten Badung antara lain Kuta Raya, Nusa Dua, Pasar Kerobokan dan Sesetan. Kamu bisa menanyakan tempat parade Ogoh-Ogoh terdekat di area kamu kepada resepsionis hotel, pemilik penginapan atau kepada tetangga penduduk Bali asli. Parade ini merupakan parade unik yang harus kamu saksikan paling tidak sekali saja.


Penduduk Bali diwajibkan tinggal di dalam rumah selama satu hari untuk merenungkan hidup mereka dan berpuasa. Sampai dengan pukul 6 pagi keesokkan harinya tidak boleh ada aktivitas terlihat, terutama cahaya lampu atau suara apapun. Akan sangat sulit saat malam tiba pada hari Nyepi, jadi apabila kamu tidak yakin dapat melewati malam tanpa penerangan apapun dan dalam kesunyian.

Pastikan kamu sudah menutup rapat jendela dengan tirai gelap ataupun koran bekas dan siapkan earphone apabila kamu ingin menonton ataupun mendengar sesuatu dari gadget kamu. Terkadang beberapa Pecalang (Polisi Bali) berpatroli dengan sangat ketat di beberapa daerah dan mereka juga akan menindak secara tegas apabila mereka menemukan orang di jalanan, mendengar suara secara keras ataupun melihat cahaya sekecil apapun.


Seluruh pulau akan benar-benar sunyi dan gelap. Tidak ada toko yang buka, bahkan bandara pun tutup pada hari Nyepi. Tidak ada aktivitas apapun di seluruh pulau, jadi apabila kamu akan berkunjung ke Bali pada liburan kali ini maka kamu perlu mempersiapkan banyak hal untuk dapat melewati 2 hari sunyi tersebut. Banyak orang yang akan mulai berbelanja bahan makanan pada 2-3 hari sebelum Nyepi sebab tidak akan ada restoran yang akan buka.

Namun beberapa hotel menawarkan Paket Hari Raya Nyepi, yaitu paket menginap 2 malam beserta makan dan akses ke fasilitas lain di kompleks hotel. Jika kamu berencana untuk tinggal di hotel, maka kamu perlu memastikan terlebih dahulu bahwa hotel tersebut dapat menyediakan semua kebutuhan kamu selama 2 hari.


 
Penduduk maupun pengunjung di Bali akan diijinkan kembali keluar dari rumah mereka pukul 6 pagi keesokkan harinya dan biasanya banyak orang akan menggunakan kesempatan ini untuk mengunjungi keluarga dan teman-teman mereka untuk mengucapkan selamat tahun baru.

Saya sendiri merasakan bahwa event ini adalah sebuah momen yang spesial, terutama jika kamu memiliki akses keluar ruangan (di dalam kompleks resort atau halaman rumah) dan langit malam yang cerah sehingga kamu dapat menikmati malam berbintang. Hal ini tentunya sebuah pengalaman baik yang harus dicoba oleh semua orang – setidaknya untuk menguji kemampuan kamu dalam menghadapi kesunyian seharian penuh. 

Jadi jika ini adalah pengalaman pertamamu ikut Nyepi di Bali, usahakan ikuti aturan yang ada (jangan nyalakan api, listrik, lampu apalagi suara) dan ikutlah bermeditasi bersama seluruh warga Bali karena ini adalah momen spesial untuk me time-mu, memperbaiki hubungan batinmu dengan Tuhan dan diri sendiri, merefleksikan pencapaian dan goal hidupmu, juga menajamkan mata batinmu. (baca artikel Bali Sudah Bukan Surga Lagi juga!)

Plusnya lagi, momen ini juga murah meriah karena kamu tidak perlu lagi "kabur" keluar Bali untuk menghindari Hari Sunyi.


Selamat Tahun Baru Çaka 1939!

Ogoh-Ogoh: Parade Religius Dan Budaya Bali Yang Mempesona

14:16

Sebentar lagi kita akan mengalami saat paling mengesankan dan unik yang hanya bisa dirasakan di Bali: ritual penebusan dosa pada Hari Sunyi yang umumnya dikenal sebagai Hari Nyepi. Namun, satu hari sebelum Hari Nyepi, semua penduduk Bali akan turun ke jalan untuk merayakan Hari Pengrupukan. Pada hari tersebut, masyarakat Hindu memohon kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala untuk tidak mengganggu manusia.

Setelah ritual Mecaru, dilakukan juga ritual Pengrupukan. Dalam ritual Pengrupukan, masyarakat Bali akan melemparkan beras dan bubuk amunisi di halaman rumah, memanaskan seluruh sisi ruangan dan memukul semua benda untuk menghasilkan bunyi-bunyian. Semua hal tersebut dilakukan dengan tujuan mengusir Buta Kala (roh jahat) dari sekitar rumah mereka. Hanya di Bali, Pengrupukan dirayakan dengan parade Ogoh-Ogoh, yang menggambarkan jelmaan dari Buta Kala. Ogoh-Ogoh akan di paradekan di lingkungan sekitar untuk kemudian dibakar sebagai simbol dikalahkannya roh jahat.

Setiap Banjar (sebutan untuk Rukun Warga di Bali) membuat paling tidak satu Ogoh-Ogoh untuk hari Pengrupukan. Ogoh-Ogoh adalah patung yang terbuat dari resin atau gypsum yang dibentuk sedemikian rupa menjadi monster atau bentuk-bentuk lain dari setan. Ogoh-Ogoh biasanya dibuat setinggi 1-3 meter, didekorasikan dengan ornamen Bali dan berdiri di atas dasar bambu yang dapat diangkat oleh 20 orang. Kamu pasti akan terkesima melihat detail yang mereka buat pada monster-monster tersebut, namun seperti yang kita semua ketahui Bali memang terkenal dengan seni dan kerajinan tangannya.

Pada umumnya monster Ogoh-Ogoh berasal dari adegan pada cerita epik Bali, salah satu yang terkenal adalah Calonarang dari Kerajaan Medang. Karakter jahat favorit lainnya adalah Rahwana, Rangda, Buta Kala dan Goblin, sementara untuk karakter heroik terfavorit antara lain Pendekar Pandawa dan Hanoman sebagai protagonis. Adakalanya peserta membuat versi modern dari setiap karakter, namun kebanyakan masih memilih versi klasiknya.

Ini adalah kali ketiga saya menyaksikan parade Ogoh-Ogoh dan kali ini saya mulai dari Lapangan Puputan, Lapangan Monumen Bali dimana pada jaman dahulu, pasukan Belanda menginvasi Bali dan menyebabkan ratusan masyarakat Bali kehilangan nyawa untuk mempertahankan kerajaan mereka, termasuk raja dan seluruh keluarganya. Namun hari ini, lapangan hijau tersebut digunakan sebagai taman rekreasi, dimana banyak orang piknik bersama keluarga, berolahraga ataupun makan di pinggir jalan dari penjaja makanan yang ada.

Biasanya pada hari Pengrupukan, lapangan tersebut dipenuhi oleh ratusan orang, namun kali ini bukan untuk berperang. Pedagang makanan, mainan dan alat rumah tangga berjualan mulai dari sore hari di lapangan maupun di trotoar jalan Puputan. Banyak orang berdiri sepanjang jalan utama Udayana untuk menonton parade yang akan datang dari Jalan Gajah Mada menuju ke selatan.



Parade dimulai setelah matahari terbenam sehingga bisa diberikan efek dramatis pada patung Ogoh-Ogoh. Setiap Banjar mengupayakan yang terbaik dalam membuat Ogoh-Ogoh dan berparade dalam kelompok. Laki-laki dan wanita akan mengenakan T-shirt yang dikombinasikan dengan kain trandisional dan ikat kepala sehingga atmosfir yang tercipta adalah kasual dan tradisional. Bahkan anak kecil pun ikut berpartisipasi dalam parade dengan membawa patung Ogoh-Ogoh kecil.



Mereka akan berputar dalam lingkaran di sebuah persimpangan untuk memberikan pemandangan 360° kepada semua penonton. Sekitar 15-25 laki-laki menarik dan mengangkat Ogoh-Ogoh, sementara wanita berjalan duluan untuk membuka jalan. Kelompok musik berada di belakang monster, setiap Banjar akan menampilkan musik pengiringnya masing-masing. Beberapa kelompok menampilkan gamelan tradisional secara langsung sementara yang lain memainkan musik upbeat teranyar oleh seorang DJ.

Berbeda dengan di Lapangan Puputan, parade Ogoh-Ogoh di Kuta terlihat berbeda dengan daerah lain, karena mereka melakukan kontes Ogoh-Ogoh secara formal dengan juri penilai dan disiarkan secara langsung di Kuta TV. Kelompok paradenya sendiri tidak hanya terdiri dari patung monster dan kelompok musik, namun juga ada penari-penari yang akan menampilan tarian mereka. Baik di Kuta maupun di Nusa Dua, masyarakat menganggap bahwa kontes Ogoh-ogoh ini sebagai sesuatu yang sangat serius dan pertunjukkan berlangsung hingga tengah malam.



Setelah ini, pemenang akan diumumkan pada malam yang sama (tentunya hal ini membuat penonton akan tetap tinggal hingga kontes berakhir) kemudian seluruh Ogoh-Ogoh akan dibakar dan dilepaskan ke laut sebagai simbol melepaskan setan dari dalam diri manusia.

Di masa sekarang, apabila parade berakhir di malam hari, pembakaran biasanya akan berakhir saat Hari Ngembak Agni (atau yang dikenal dengan Ngembak Api atau Labuh Brata) yaitu setelah orang-orang mengucapkan selamat satu sama lain dan berbagi harapan di tahun yang baru dan meminta maaf untuk segala kesalahan di masa lalu.

Jika kamu berencana untuk liburan ke Bali di tahun yang akan datang, maka pastikan tanggal keberangkatannya berdekatan dengan Hari Raya Nyepi supaya kamu bisa melihat parade dan merasakan pengalaman sunyi senyap selama 24 jam penuh. Rangkaian keseluruhan liburan merupakan sebuah pengalaman unik; dan kamu juga pasti akan mengerti mengapa Perayaan Nyepi merupakan sebuah event yang paling ditunggu-tunggu di Bali.

Perayaan Nyepi mendatang akan dilaksanakan pada 28 Maret 2017 dan 17 Maret 2018. Jadi tandai pada kalender kamu dan segera pesan penerbangan ke Bali sekarang!


Catatan:
Walau setiap wilayah punya lokasi Parade Ogoh-Ogoh sendiri, tetapi berikut ini adalah lokasi dengan parade yang menurut kami terbaik dan patut kamu hadiri penuh dari petang sampai dini hari:
  1. Pertigaan Pasar Kuta, Kuta.
  2. Nusa Dua, Kuta Selatan.
  3. Lapangan Puputan, Denpasar.

Selamat menonton!

23 Mar 2017

Bali Sudah Bukan Surga Lagi

00:20

"Gempa bumi!!!"

Mungkin seruan ini mulai sering terjadi akhir-akhir ini di Bali. Aneh. Pulau Dewata yang konon diberkati karena keintiman hubungan masyarakat dengan alamnya akhir-akhir ini sering mengalami bencana; mulai dari longsor sampai gempa bumi. Apakah yang sebenarnya terjadi?

Izinkan saya mengutip tulisan dari buku "Mati Tidak Berarti Pergi" karya Herwiratno terkait masalah bencana alam:

"Alam raya mulai muak atas berbagai perilaku buruk manusia yang tinggal di atasnya, terutama perilaku semena-mena terhadap alam. Alam raya berencana akan 'mengatur ulang' kehidupan di atasnya. Caranya.. ya, dengan bencana besar!"

Jika kita mengingat ke belakang, ribuan tahun lalu Tuhan Allah memberi bencana air bah karena muak dengan sikap dan perilaku manusia yang buruk di jaman Nabi Nuh. Tapi Tuhan tetap menyisakan kehidupan di dunia ini karena percaya ada kebaikan pada diri manusia. Pada kasus Nabi Nuh, segelintir manusia terpilih dan sepasang binatang dibiarkan untuk meneruskan keberlangsungan kehidupan di bumi ini.

Lalu jika bencana besar ini terjadi di jaman kita hidup pada saat ini, apa yang harus kita lakukan? Bumi Nuswantara telah mengalami banyak bencana pahit yang menelan ribuan korban jiwa. Entah dalam bentuk tsunami, gunung meletus, banjir longsor, dan lain sebagainya. Jika kita perhatikan, lokasi tempat bencana-bencana ini terjadi adalah lokasi yang penduduknya cukup ekstrem dalam menyikapi suatu hal, terutama dalam permasalahan agama, berkeperimanusiaan, dan sikap mereka terhadap alam.

Seperti kita ketahui, Bali terkenal aman dan diberkati karena menjadi salah satu daerah di Indonesia yang masih menghargai alam dan melaksanakan ritual budaya leluhur. Tapi kenapa akhir-akhir ini banyak bencana terjadi di Bali, terutama gempa berskala 6.4 SR (sumber lain mengatakan 5.6 SR) yang terjadi pagi tadi (22/3/17, 07:10 WITA)?

Mungkin kalian sering mendengar istilah "Bali sudah tidak seindah dulu". Entah dari tahun '70an atau di tahun 2017, istilah ini tetap relevan terutama bagi kami para penghuni yang tinggal di Bali. Ini menjadi pertanda bahwa Bali mengalami perubahan, seringkali dan cepat sekali. Perubahan-perubahan di Bali mungkin bisa jadi perubahan tercepat di seluruh Bumi Nuswantara, karena banyaknya investor, turis dan imigran di Bali. Apa yang terjadi? Apa yang telah kita lakukan pada Ibu Pertiwi?

Bali kehilangan satu per satu asetnya. Awalnya tanah yang diperjual-belikan pada pendatang dan investor domestik maupun asing. Persawahan disulap menjadi perhotelan, dan seakan tanpa kendali hijau alam Bali berubah menjadi kelabu beton. Jumlahnya membabi buta, bahkan Bali mengalami over-supply hotel, villa dan resort yang malah menghilangkan inti wisata itu sendiri. 
  
Green zone (lahan hijau) yang seharusnya dipertahankan kini berlomba dibangun menyalahi izin tertulis. Tempat-tempat suci kehilangan energinya karena pembangunan dilakukan tanpa seizin alam. Perkembangan yang terlampau cepat ini seperti penjajahan yang dilakukan terhadap tanah warisan leluhur tanpa toleransi maupun kompensasi.
Wilayah perkotaan di Bali sudah tak ada bedanya dengan perkotaan di pulau lain dengan hiruk-pikuk dan kemacetan yang merajalela di siang hari. Malam hari di Bali sudah tak ada khusyuknya karena dentuman musik keras terdengar di mana-mana yang mengganti kericau jangkrik dan kodok. Bali pun kehilangan faunanya. Sekitar sembilan ribu anjing dieksekusi dengan dalih penyakit rabies. Bagaimana kabar anjing Kintamani sebagai salah satu ras asli anjing di dunia ini? Bali sudah tak lagi ramah lingkungan. Sampah bertumpuk di pinggir jalan dan berserakan di tempat wisata.

Bali juga kehilangan inti sari budayanya. Bisa kita hitung sekarang berapa banyak anak muda Bali yang masih paham dan tetap setia melestarikan budaya leluhur. Dibandingkan dengan anak muda yang mulai mengadaptasi budaya barat, mungkin jumlahnya hanya 1:1000. Budaya dengan mudahnya diperjualbelikan, sekadar untuk tontonan tanpa ada maknanya lagi. Segalanya bisa dibeli dengan uang.

Bali sudah bukan milik masyarakat suku Bali lagi, tapi milik turis dan imigran yang tidak paham / peduli pada tatanan budaya leluhur. Mereka menguasai seni budaya dan menikmati kedamaian alam Bali, tapi hanya di permukaannya saja. Mereka mencampurkan budaya dari tempat asal masing-masing dengan budaya Bali tanpa lagi mengindahkan aturan yang ada. Dan masyarakat Bali membiarkannya; menyaksikan punahnya budaya dalam diam dan bahkan terlena dalam prosesnya.

Lalu apa yang tersisa dari Bali untuk generasi mendatang? Dan apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya? Mungkinkah Tuhan berniat memperingatkan manusia dengan membuat gegar tanah yang dielu-elukan sebagai paradise (surga) sehingga banyak masyarakatnya yang bersikap jumawa karena merasa sebagai penduduk pulau yang paling diberkati para Dewata?

via balipost

Walau mungkin sudah sedikit terlambat, sekarang tetap lebih baik daripada nanti. Kita pun bisa memulainya dari diri sendiri dengan hal-hal kecil, di antaranya:

1. Menjaga kebersihan, termasuk membuang sampah di tempatnya, mendaur ulang dan membersihkan pantai, hutan, gunung dan sungai. Jika pergi berlibur hendaknya kita membawa sampah kita sendiri dan yang kita temui di sekitar dan membuang di tempatnya. Bawa kantong untuk sampah ke mana pun kamu pergi, tempatkan kotak sampah di dalam mobil, gunakan plastik ramah lingkungan jika tidak bisa menghindari penggunaan plastik, gunakan tas kain ketimbang plastik, dst. Hal-hal kecil ini bisa berpengaruh besar jika semua orang melakukan hal yang sama. Setuju?

2. Stop menjual Bali. Biasanya orang tua mewariskan tanah bagi anak-cucu untuk tempat tinggal dan supaya dipergunakan untuk hal-hal baik. Sementara itu biaya kehidupan sehari-hari selayaknya didapatkan dari hasil bekerja dengan jerih payah sendiri. Jika tanah dijual hanya semata-mata karena nilai uang besar yang menjanjikan, jika uang tersebut dipergunakan untuk hal-hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, maka warisan orang tua pun lenyap tanpa guna. Sebaiknya cari solusi selain menjual tanah warisan, misalnya dengan menyewakan (leasing) atau bekerja sama dengan investor untuk membuat usaha. Tapi sebaiknya juga tetap ikuti aturan main tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku di tanah Bali.

3. Mengembalikan pada alam. Alam Bali yang tadinya masih segar dan perawan kini penuh dengan jejak ikut campur manusia. Alam memang menyediakan dirinya untuk dinikmati manusia, tapi sampai batas manakah kenikmatan itu bisa kita ambil? Sepertinya kita perlu lagi menerapkan sistem "mati satu tumbuh seribu" di mana setiap kali kita mengambil sesuatu dari Bumi sekiranya kita mengembalikan sesuatu sebagai kompensasi. Misalnya ketika membangun rumah, sekiranya kita biarkan ada lahan hijau untuk penyerapan, adakan penanaman pohon dan tanaman lain di sekitar rumah, menyediakan saluran air yang layak, dsb. Dan setiap pohon yang kita tebang selayaknya kita tanam lagi pohon lain supaya generasi mendatang pun bisa tetap menikmati keindahan alam.

4. Introspeksi diri. Sebaik apapun kita membangun fasilitas, bagian terpenting dalam hidup di dunia ini adalah jiwa manusianya. Karena itu, introspeksi diri adalah hal yang wajib dilakukan oleh setiap penghuni Bali, terutama karena saat ini Bali adalah salah satu tujuan warga dunia untuk praktik yoga. Kegiatan meditasi ini sebaiknya dimulai dari mensyukuri berkat karunia Tuhan, memahami tujuan hidup kita sebagai manusia, dan membagikan berkat pada sesama. Dengan menyadari inti sari dan tujuan kehidupan masing-masing, niscaya kita akan lebih peka terhadap suara alam dan pada akhirnya bisa bahu-membahu menyelamatkan alam.
5. Meningkatkan spiritualitas. Ada kesempatan setiap purnama untuk melukat (mandi membersihkan diri di sumber mata air) dan ada banyak praktisi meditasi yang bisa dimintai petunjuk untuk mendekatkan diri pada Tuhan (jika kamu butuh, saya bisa rekomendasikan orang yang tepat kamu temui di Bali.) Mungkin saya tidak punya kata-kata yang tepat untuk hal spiritual ini, karenanya saya sangat menyarankan kalian membaca buku "Mati Tak Berarti Pergi" dan "Hidup Tidak Lenyap Hanya Berubah" karangan Herwiratno untuk setidaknya menyadarkan sisi spiritualitas kita dan sebagai panduan untuk kehidupan yang lebih baik dan mudah bagi setiap insan manusia.



Saya mencintai Bali. Saya sering berlibur dan bahkan sempat tinggal selama bertahun-tahun di sana. Karena itu saya merasa prihatin dan khawatir terhadap bencana yang akhir-akhir ini melanda Bali. Gempa bumi bukanlah bencana yang sesungguhnya. Jika mau ditilik, gempa bumi biasanya hanyalah 'warning' atau peringatan bagi masyarakat di suatu tempat untuk berubah, bertobat, dan berdoa lebih baik lagi. Jadi gempa bumi yang terjadi pagi tadi bisa dibilang sebagai penanda bahwa sudah saatnya kita berhenti terlena dalam kehidupan fana dan mulai mencintai alam lagi.
Tulisan ini bukan hanya saya tujukan pada warga Bali semata, tapi juga untuk kalian seluruh pelancong dan pendatang yang singgah maupun menetap di Bali, dan semua orang yang mencintai Bali seperti saya. Mari kita bantu masyarakat Bali untuk mengembalikan Bali pada jalurnya, pada budaya leluhurnya, dan pada keasrian alamnya dengan cara berdoa memohon pada Yang Maha Kuasa untuk meminimalisir bencana yang bisa terjadi di tanah Bali, dan juga daerah lain di seluruh Nuswantara. 

Dan jangan lupa: "usaha tanpa doa adalah kesombongan; doa tanpa usaha adalah kesia-siaan". Marilah kita bersama-sama menjadi pribadi yang lebih benar, lebih bijaksana, dan lebih dekat dengan Sang Maha Pencipta. #kembalikanBaliku #saveBali


Rahayu _/|\_
Victoria Tunggono


P.S. Ada tambahan pesan dari seorang kawan tentang legenda terciptanya Bali. Singkatnya begini:

Pada awalnya diciptakan gunung, kemudian laut. Untuk menghubungkan keduanya diciptakan sungai yang mengaliri air tawar dan menghidupkan tanah di sekitarnya. Dari tanah tumbuhlah tanaman, termasuk bahan pangan untuk dimakan. Kemudian diciptakan binatang dan ternak yang makan dari tumbuhan tadi. Ketika semuanya sudah siap, diciptakanlah manusia yang hidup dengan fasilitas lengkap dari ekosistem alam ini. 

Namun kekhawatiran bangsa manusia telah membuat manusia menjadi serakah dan mengambil lebih daripada yang mereka butuhkan dengan dalih untuk tabungan masa depan. Padahal 60% dari tabungan itu tidak pernah terpakai dan akhirnya menjadi sia-sia. Segala yang berlebihan ini mengurangi harmoni alam dan membuat alam berteriak. 

Jika manusia tetap melakukan apa yang mereka telah lakukan selama seabad terakhir ini pada alam sang penopang fasilitas hidup, alam akan memulai memperbarui dirinya dari awal kembali. Semoga gempa hari ini bukan menjadi pemanasan proses 'reset' ulang, tetapi menjadi peringatan bagi kita manusia untuk hidup lebih ramah terhadap Bumi Pertiwi.


Tulisan ini diambil dari blog saya di www.victoriatunggono.com.
*) title image via emilygosweiler.com.

FOLLOW @ INSTAGRAM

#JaenIdupDiBali

Ini bukan guide untuk wisatawan.
Ini guide bagi perantau, backpacker dan turis ber-budget yang tinggal di Bali.
Ini adalah wadah para pendatang bertukar info tentang Bali.

*) Jaen idup di Bali = Enak hidup di Bali!

Recent

Random