27 Nov 2016

Serba-Serbi Bali


Om Swastyastu.

Beda tempat, tentu beda pula adat, kebiasaan dan bahasanya. Kalau kamu baru saja sampai di Bali, jangan kaget dengan cultural shock yang pasti dialami setiap pendatang. Pasalnya pulau yang 90% penduduknya menganut agama Hindu punya rangkaian upacara adat yang mereka lakukan beberapa jam sekali setiap hari, yang mungkin tidak pernah kamu alami di daerah asalmu.

Beberapa pengetahuan ini mungkin bisa membantumu beradaptasi di Bali:
1.
Panggilan umum untuk kakak pria adalah Bli, sedangkan kakak wanita adalah Mbak. Anak laki-laki adalah Gus, anak perempuan Gék atau Iluh. Pria dewasa adalah Ajik atau Bapak, wanita dewasa Mbok atau Ibu. Tapi kalau mau panggil dengan Mas untuk pria atau Mbak untuk wanita, sah-sah aja kok.

2.
Jangan heran dengan nomor acak pada jalanan di Bali, karena awalnya perkotaan di Bali dibangun di atas petak-petak persawahan. Penomoran dibebaskan pada pemilik tanah, yang biasanya bila nomor yang mereka inginkan sudah terpakai, mereka akan menambah kombinasi huruf di belakang. Huruf yang paling sering dipakai adalah X. Tapi kalau di daerah Sanur, X itu punya arti yang lain (coba kamu tanya tetanggamu apa artinya).

3.
Orang Bali, seperti juga orang Yogya, meneruskan budaya leluhur dengan menyebut arah sesuai arah mata angin: kaja (utara/menuju Gunung Agung), kelod (selatan/menjauhi Gunung Agung), kangin (timur), kauh (barat). Jangan heran kalau bertanya arah mereka akan menjawab seperti ini: "Lagi ke Utara 500 meter". Mereka juga menghitung jarak hampir presisi, jadi kamu harus keep up dengan sering-sering cek Google map-mu.

4.
Struktur pemerintahan di Bali sedikit berbeda dengan sistem lain khususnya di Pulau Jawa. Banjar adalah kumpulan beberapa rumah tangga atau setara dengan RT, diketuai Kepala Banjar. Kumpulan beberapa banjar disebut Desa Adat, yang diketuai Kliang Adat untuk urursan internal desa dan Kliang Dinas untuk urusan pemerintahan daerah. Di atas Desa Adat ada Desa atau Perbekelan. Sama seperti di Jawa, kumpulan beberapa desa/perbekelan adalah Kecamatan, dan di atas Kecamatan adalah Kabupaten. Organisasi/asosiasi yang mengatur irigasi desa disebut Subak.

5.
Orang Bali terbiasa berbahasa dengan struktur yang berbeda dengan Bahasa Indonesia. Yang D-M jadi M-D dan begitu pula sebaliknya. Jadi jangan heran kalau struktur bahasa mereka terkesan kacau. Mereka sudah berusaha beradaptasi dengan tidak menggunakan Bahasa Bali.

6.
Jangan pernah menawar harga kalau kamu tidak berniat membeli, terlebih di pasar tradisional. Untuk orang Bali, jika kamu sudah berani menawar harga artinya kamu juga sudah siap membeli.


Nah, selamat menjelajah Pulau Dewata ini!

#JaenIdupDiBali

Ini bukan guide untuk wisatawan.
Ini guide bagi perantau, backpacker dan turis ber-budget yang tinggal di Bali.
Ini adalah wadah para pendatang bertukar info tentang Bali.

*) Jaen idup di Bali = Enak hidup di Bali!

Recent

Random